Suatu
hari, dua orang pengembara yang berjalan di tepi pantai, melihat tiram
yang terdampar di pantai akibat laut pasang. Mereka secepatnya menunjuk
tiram tersebut dan berkata bahwa tiram itu adalah miliknya.
Mereka saling dorong-mendorong dan berebutan untuk mengambil tiram tersebut. "Secara hukum, siapapun yang melihat tiram ini terlebih dahulu, menjadi pemilik sah-nya dan berhak untuk menyantapnya, yang melihatnya belakangan, cukup menonton pemilik tiram ini makan."
"Kalau begitu, sayalah pemilik sahnya, karena saya yang melihat tiram ini terlebih dahulu," jawab temannya, "Untungnya saya memiliki mata yang jeli."
"Tetapi mata saya juga bagus," kata yang lainnya, "dan saya melihatnya sebelum engkau, saya berani bersumpah."
"Mungkin kamu memang melihatnya duluan, tetapi saya yang mencium baunya duluan."
Saat mereka berdebat, lewatlah seorang hakim dan kedua pengembara ini lalu meminta keadilan pada hakim tersebut. Sang Hakim mengambil dan memperhatikan tiram tersebut, membukanya, lalu menyantap isinya, sementara dua pengembara yang memperebutkan tiram tersebut, hanya bisa berdiri melongo. Setelah sang Hakim memakan isi tiram itu, ia pun berkata, "Pengadilan menentukan bahwa kalian masing-masing mendapatkan bagian dari kulit tiram ini, tanpa dipungut biaya apapun. Pulanglah kalian dalam keadaan damai."
Janganlah bertengkar hingga orang lain mengambil keuntungan dari pertengkaran itu.
Mereka saling dorong-mendorong dan berebutan untuk mengambil tiram tersebut. "Secara hukum, siapapun yang melihat tiram ini terlebih dahulu, menjadi pemilik sah-nya dan berhak untuk menyantapnya, yang melihatnya belakangan, cukup menonton pemilik tiram ini makan."
"Kalau begitu, sayalah pemilik sahnya, karena saya yang melihat tiram ini terlebih dahulu," jawab temannya, "Untungnya saya memiliki mata yang jeli."
"Tetapi mata saya juga bagus," kata yang lainnya, "dan saya melihatnya sebelum engkau, saya berani bersumpah."
"Mungkin kamu memang melihatnya duluan, tetapi saya yang mencium baunya duluan."
Saat mereka berdebat, lewatlah seorang hakim dan kedua pengembara ini lalu meminta keadilan pada hakim tersebut. Sang Hakim mengambil dan memperhatikan tiram tersebut, membukanya, lalu menyantap isinya, sementara dua pengembara yang memperebutkan tiram tersebut, hanya bisa berdiri melongo. Setelah sang Hakim memakan isi tiram itu, ia pun berkata, "Pengadilan menentukan bahwa kalian masing-masing mendapatkan bagian dari kulit tiram ini, tanpa dipungut biaya apapun. Pulanglah kalian dalam keadaan damai."
Janganlah bertengkar hingga orang lain mengambil keuntungan dari pertengkaran itu.
Penulis : ceritakeci
Sumber : http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Anak-Gembala-yang-Bijaksana-143
Tipe Dongeng 191 Kata
Sign up here with your email